Awalnya, media arus utama terlalu terlihat partisannya. Lalu muncul ketidak percayaan, tapi masih terbatas misuh-misuh karena tidak punya daya apa-apa. Lalu datanglah kesempatan lewat media sosial, berlahiranlah media-media alternatif yang alih-alih menawarkan berita yang lebih jernih, justru malah ngasih yang mengonfirmasi kecurigaan selama in. Ya, kecurigaan-kecurigaan itu mungkin ada yang benar, tapi tak sedikit yang hanya kecurigaan tak berdasar.
Berikutnya, mereka yang pandai melihat peluang memanfaatkan fenomena ini. Maka menjamurlah media-media ini, yang jika melihat porsi iklannya jelas sekali tujuannya adalah mendulang uang. Karena uang datang dengan klik, maka berita harus selalu click bait, dan apakah yang lebih clik bait dari berita-berita yang memuat konfirmasi atas kecurigaan itu? Meski harus membuat-buat berita, atau membumbui perstiwa nyata dengan bumbu-bumbu palsu biar lebih sensasional.
Lalu siapa yang salah? Ya jelas pemilik perusahaan provider internetlah! . Karena kuota murahlah maka pikiran-pikiran liar yang selama ini cuma melintas ketika sedang berjuang melepas beban hidup di WC jadi terekspos pada dunia. Karena kuota murah jugalah kecanduan pada sensasi mengamuk jadi makin menjadi-jadi, dan orang bisa menyebar amuknya kemana-mana. jadi siapa yang harusnya ditangkap polisi? Ya tentu koruptor.
Lalu apa hubungannya dengan pak Rocky Gerung? Inikah pedapatnya? ya bukanlah. Saya cuma naruh namanya di judul, karena nama beliau lumayan terkenal dan akan mengundang banyak netizen untuk mengklik situs ini, meski situs ini sama sekali tidak jelas asal muasalnya.
0 komentar :
Posting Komentar